Pages

Wednesday, March 11, 2015

Memberi ASI (part 2)

Beberapa waktu lalu, saya bercerita tentang sedikit perjalanan saya memberi ASI ada di link ini
Terakhir saya mengobati luka pada puting menggunakan daun binahong, awalnya terasa sedikit nyaman dan sedikit mengering. Saat itu saya juga masih memerah ASI dengan metode marmet, metode yang tidak pernah saya pelajari dan saya tidak ingin menggunakannya tetapi ya terpaksa anak saya tidak bisa minum jika saya tidak memerah, hasilnya pun sangat sedikit paling banter hanya 120ml :(
Seminggu itu pun ketika istirahat kantor saya tidak pulang ke rumah, saya takuttt...

Hingga akhirnya saya menemui dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Rachmah Diana di BMC, seperti yang sering saya bilang, di Bogor ini saya cuma kenal 1 rumah sakit. Dokternya baik dan ramah, dengan melihat saja dia sudah tau puting saya berjamur, itu yang membuat kulitnya menjadi kering, retak, dan luka. Dia memberi resep salep racikan, sempet baca salah satu kandungannya asam salisilat, selain itu dokter menyarankan untuk sering membilas bra dengan air panas untuk mematikan spora dan bakteri. Setelah dioles obat ini beberapa kali saya mulai kembali nyaman menyusui dan dalam waktu kurang dari seminggu puting saya sudah sehat.

Berita buruknya saya tidak lagi memerah ASI bersamaan dengan Kyara mulai mau diberikan susu formula. Terakhir saya memerah ASI hanya mendapatkan 30 ml, mungkin saya bisa memancing ASI dengan lebih sering memerah atau sesuai banyak saran diluar sana supaya jumlahnya semakin banyak.
Tetapi saya tau kemampuan saya dan jumlah konsumsi Kyara yang sudah tidak seimbang, sehingga saya memilih memberikan susu formula di siang hari dan minum ASI di malam hari.


No comments:

Post a Comment