Pages

Tuesday, April 21, 2015

Road To Calvary

Sebelum koreksi 40 jawaban soal, mau nulis dulu ahh...

Pagi ini lagi rame di whatsapp grup Jadoel ngomongin Road To Calvary atau biasa kita sebut RTC. Jadi, Jadoel ini anggotanya orang-orang yang pernah dan sampai sekarang masih peduli dengan PKM. PKM itu unit kemahasiswaan di Unika Soegijapranata yang dibawah Campus Ministry dan bergerak di bidang pendampingan anak-anak dan kaum muda umumnya berupa kegiatan retreat atau kepemimpinan atau outbond. Basis PKM ini katolik, akan tetapi beberapa klien kita saat itu ada yang umum. Sebenarnya mungkin ini awal dimana saya bisa berbicara di depan publik, iya mau tidak mau berhadapan di depan anak-anak dan remaja hingga akhirnya saat saya bekerja pun harus berbicara di depan umum. Yup dengan kemampuan saya yang pas-pasan dan hasrat hidup saya yang biasa saja, tangan Tuhan menarik saya lebih keras supaya saya survive dalam kehidupan ini.
Bayangkan jika saya tidak terjun di dunia PKM, saya hanya mahasiswa kuliah, pulang, tidur, nongkrong-nongkrong, udah gitu IPK pas-pasan. Kurang hancur gimana coba orang macam saya ini.

Baiklah kembali ke Road To Calvary, ini merupakan acara puncak dari suatu retreat biasanya setelah 2 - 3 hari diisi materi, malam terakhir akan diisi dengan semacam renungan melihat diri peserta lebih dalam dan menggali rasa empati mereka terhadap orang-orang sekitar mereka seperti orangtua, teman, guru, dan lain-lain. Renungan dibacakan oleh orang yang bisa membawa suasana dengan naskah yang dibacakan oleh narator dan diiringi dengan instrumental atau lagu-lagu mellow yang mendukung. Seingat saya dulu ada lagu Bunda dari Melly G., Kenny G., Opick, Yang Terbaik Bagimu dari Ada Band, Lembayung Bali, Hero, dan lain-lain. 

Umumnya saya membuat renungan seperti kita sedang melampaui tangga - tangga dan ketika kita sampai di tangga terakhir kita melihat tubuh kita sendiri hanya terdiam seperti mati, kemudian dikelilingi orang-orang yang sayang terhadap kita seperti sosok teman-teman yang masih ingin bermain dengan kita, yang terkadang menurut kita menyebalkan tetapi ternyata sangat sayang pada kita, kemudian sosok ayah yang tampak dingin tetapi sangat mencintai kita dan telah berjerih payah memenuhi kebutuhan kita, gongnya adalah ketika tampil sosok Ibu yang selalu memberikan doa terbaiknya, tindakan terbaiknya untuk anaknya. Reaksi peserta ketika kegiatan ini berlangsung umumnya menangis atau menyesal dan harapannya mereka akan lebih baik lagi setelah mengikuti kegiatan ini. Untuk mengembalikan mood peserta yang telah dibuat naik turun sedemikian rupa diisi dengan pengendapan, membuat peserta terbangun, dan sungkem kepada sosok orang tua yang diwakilkan oleh guru sekolah. Disini akan terlihat, anak yang 'bermasalah' dengan orang tua atau lingkungan sekitar mereka akan lebih keras menangis bahkan ada yang meraung.

Sekarang saya bisa tersenyum mengingat itu, tetapi pada saat saya diberi tanggung jawab itu, saya gedabrukan, nyari orang yang bisa bantu saya, hahahahahaa...dan tangan Tuhan sungguh baik, selalu ada yang menolong pekerjaan saya. Dulu ada Mb Mita yang cerdas dalam menentukan tema kemudian ada Tince yang cerdas bicara, dia bisa mengatur pembacaan naskah sehingga pesan kepada peserta dapat disampaikan. Untuk lagu saya selalu dibantu oleh Ivan, stok lagunya boanyakkk dan seluruh backsound acara diatur oleh dia. 

Sepanjang saya menjadi anggota PKM, saya sampai pada puncak karir saya dengan menjadi koordinator dan 2 kali menjadi penanggung jawab acara tersebut, beberapa kali menjadi koordinator lapangan, dan koordinator outbond. Kadang kangen masa-masa itu, ngejar kuliah tapi juga kudu berangkat ke tempat acara seperti Bandungan atau Ungaran. Saya sih bisa bolos karena ketentuan di jurusan saya tidak mengharuskan 75% kehadiran tetapi teman-teman saya yang di fakultas lain harus sedemikian rupa mengatur waktunya supaya tetep bisa ikut ujian.

Jadi pengen ketemu anggota PKM, Satu untuk Tuhan, Tuhan untuk Semua.