Pages

Friday, March 20, 2015

Lucu Maksimal

Lagi mau ngomongin bayiku yang lagi lucu-lucunya itu...
yang lagi suka ngikutin emaknya bilang NyO NyO sambil goyangin telunjuk
yang kalo pengen duduk di kaki terus digoyang-goyang langsung pegang kaki emaknya, dimana tadinya dijawab emaknya "iya nak surga dkaki mama ya" hahahhaa
yang lagi suka bilang AhDyuh AhDyuh AhDyuh atau Yaya' Yaya'
yang lagi suka bongkarin apa aja, dompet emak bapaknya, pouch kosmetik (compact powder udah jadi korban 1), isi tas, tempat botol-botol, wadah-wadah teh....
yang intensitas jatuhnya sering bangettt, haduhh kalo liat dia jatuh membentur lantai ngeri banget liatnya
yang lagi suka bukain meteran PDAM depan rumah dan punya tetangga, udah kayak bagian ngecek meteran air deh.
dan yang masih banyak lagi lainnya

Pengen nonton Cinderella bawa Kyara nih, kira-kira gimana ya...


Monday, March 16, 2015

Mini LDM

Saya dan suami sudah berhubungan sekitar 6 tahunan, *eh lama jugak ya ternyata* terhitung sejak awal tahun 2009.
Kami sering bersama di sekitar 1.5tahun di awal pacaran saja, ketika saya masih sebagai mahasiswa angkatan tua skripsi, setelah lulus di Agustus 2010 saya bekerja di Bogor dan dia masih di Semarang sampai Maret 2011. Maret 2011 dia mulai bekerja di Kebon Jeruk tapi terkadang juga di Legok.
Hingga kami menikah Januari 2013 pun kami masih Legok - Bogor, sebagai gambaran Bogor - Legok ditempuh sekitar 1.5 jam perjalanan menggunakan motor, ini alat transportasi paling efektif, meminimalisir macetnya pasar Parung dan mampu menerjang jalanan Parung-BSD yang lebih mirip kubangan, selain itu kami belum sanggup membeli mobil, hehehhe.

Sejak menikah suami memilih pulang 2 atau 3 hari sekali, jadi setelah weekend pulang lagi hari rabu atau kamis terus nanti pulang lagi jumat malam atau sabtu.
pernah kepikiran suami ngapain di sana? pernah! tapi intensitasnya sangat minim, sejauh ini saya percaya penuh suami saya.

Sepanjang kehamilan saya pun pola kepulangan suami saya masih seperti itu, kadang hormon di masa kehamilan berlebihan merasa tidak diperhatikan, merasa tidak disayang, dan lain sebagainya, yang saya lakukan adalah berusaha menikmati, ngobrol atau bacain buku untuk Kyara, eh maen game juga dink, yang penting saya menggunakan logika dan berpikir supaya Kyara juga logikanya bagus nanti. Saya jarang mendengarkan musik klasik untuk Kyara dulu, saya tau manfaatnya sangat baik tetapi saya kurang menyukainya, perasaan saya malah menjadi tidak tenang. Alhamdullilah, saya telah melewati masa itu sekarang bersama the real Kyara yang aktif luar biasa.

Suami mulai sering pulang saat saya mendekati HPL sekitar bulan Januari 2014. Kemudian selalu pulang ke rumah sejak Kyara lahir. Hingga menurut saya, Kyara sudah cukup koperatif, dalam hal ini jarang bangun malam terus nangis-nangis dan minta gendong dan saya mampu menghandle Kyara sendiri, saya bilang ke suami, kamu boleh ngga pulang tiap hari.
Jujur saya kasian dengan suami saya, diluar sana banyak pekerja yang pulang pergi Bogor - Jakarta atau Bogor - Tangerang, yang lebih capek dari suami saya juga lebih banyak.
Tetapi saya ingin suami saya lebih sehat dengan menghirup timbal dan debu lebih sedikit, paling tidak bisa dikurangi. Dia orang yang sulit menggunakan perlengkapan safety, berbeda dengan saya yang kudu pake masker, pake gloves, kaus kaki ketika berpergian jauh menggunakan sepeda motor. Terkadang dia hanya menggunakan helm saja, dan berkali-kali saya mengingatkan menggunakan masker. selalu saja ada alasannya, gatel lah, ga bisa nafas lah, ngganjel helm lah dan sejuta alasan lainnya. Solusi terakhir, saya membeli masker sekali pakai yang lebih tipis jadi bisa lebih mudah bernafas dan gak ngganjel. Ini juga kudu sering diingetin dan diambilin, kalo ngga, ga pakai. Hadahhh

Terus gimana Kyara?
Kyara baru 13 bulan, mungkin dia baru mengerti ayahnya kadang ada kadang tidak tetapi dia belum sampai tahap nyariin. kalo ayahnya berangkat kerja ya salim, say kiss bye dan dadahh dadahh...
Ketika ayahnya pulang, saya bukain pintu sambil gendong dia, dia tampak bahagia, ketawa-ketawa kadang sampai tepuk tangan.
Kemudian bermain dengan ayahnya, jalan-jalan di sekitar rumah kalo dulu digendong sekarang pake sandal terus di tetah, ikutan mainin kabel listrik, bongkarin barang-barang dan berakhir diputerin video biar Kyara anteng.
Ayahnya memang penyelamat banget kalo saya sedang masak atau beberes, ya gimana kita cuma bertiga, Mb Omah cuma jagain Kyara kalo saya kerja atau ada urusan di hari sabtu/minggu. Kyara kalo sama saya rada sulit ditinggal, pengennya selalu ditemeni bahkan kadang ketika saya di dapur dia narik saya supaya nemeni dia maen.

Jauh ya ceritanya, sampe ke Eropa hahahhaaa...
Jadi kalo dibilang long distance marriage ya ga terlalu heboh seperti temen-temen yang seminggu sekali atau sebulan sekali atau bahkan bertahun baru ketemu.
Saya bersyukur sekali dengan kondisi seperti ini, ada hari dimana saya tidak perlu repot memasak untuk suami, suami saya diberi spesifikasi khusus untuk menutupi kekurangan saya, saya dituntut masak yang enak karena pilihan makanannya sedikit padahal saya GA BISA masak, saya ga betah liat dapur berantakan *apa saya aja ya yang kalo masak berantakan hihihii*. sambel ga doyan, sayur asem ga mau, sayur bening ogah-ogahan, sawi ga mau, labu siam ga doyan, en soon lah...sementara kalo maklon, tidak semua makanan diluar sana bisa dikonsumsi beliau.wes lah rada refott.
ada malam dimana saya bisa bersantai lebih banyak, bermain dengan Kyara lebih banyak, saya bisa hangout setelah kerja tanpa takut diuber suami, bangun pagi lebih siang, cucian lebih sedikit, hingga kondisi rumah lebih rapi.
Tapiiii
Jika anda tau, ada masa ketika suami tidak pulang, keran air copot lalu airnya muncrat kemana-mana, galon air habis, tabung gas habis, atau hal-hal yang berkaitan dengan listrik. gancil yah kayaknya yang bgituan tapi untuk saya ibu beranak satu yang selalu nempeli ibunya ngangkat galon ke motor sambil gendong Kyara itu repot ceu atau saya yang saat itu hamil geday harus nutup keran air yang bolong dengan tekanan air yang sebesar itu susah yes, dganjel kain lepas terus, akhirnya tidak tau apa yang terjadi kerannya bisa dimasukin lagi tapi masih kurang rapet.
Ada masa saat bumil waktu itu pengen dielus *kucing kalik ah dielus* pengen dipijet punggungnya, pengen nyandarin pak suami.
Ada rasa missing, diantara saya dan Kyara seharusnya ada ayahnya tetapi ada saat kami hanya bermain berdua saja, lalu Kyara yang  mungkin bosan dengan saya tidur lebih cepat...

Sebenarnya kami sudah bisa bersama sepanjang hari tahun ini di Karawaci, rumah kita juga udah diserahin sama developer tapi akhirnya kami memutuskan untuk stay di Bogor, mengingat kondisi ekonomi kami belum sepenuhnya dapat disangga pak suami. Bisa sih...tapi kita kan juga masih pengen jajan-jajan, belanja-belanja ga penting, sama bayar cicilan beat pop yang baru dateng 11 Maret kemaren.

Apapun itu lah, kami hanya berjalan sesuai kehendakNya, menikmati setiap masa yang diberikan Tuhan kepada kami. Kami harus mensyukurinya dan tersenyumlah ah...







Wednesday, March 11, 2015

Memberi ASI (part 2)

Beberapa waktu lalu, saya bercerita tentang sedikit perjalanan saya memberi ASI ada di link ini
Terakhir saya mengobati luka pada puting menggunakan daun binahong, awalnya terasa sedikit nyaman dan sedikit mengering. Saat itu saya juga masih memerah ASI dengan metode marmet, metode yang tidak pernah saya pelajari dan saya tidak ingin menggunakannya tetapi ya terpaksa anak saya tidak bisa minum jika saya tidak memerah, hasilnya pun sangat sedikit paling banter hanya 120ml :(
Seminggu itu pun ketika istirahat kantor saya tidak pulang ke rumah, saya takuttt...

Hingga akhirnya saya menemui dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Rachmah Diana di BMC, seperti yang sering saya bilang, di Bogor ini saya cuma kenal 1 rumah sakit. Dokternya baik dan ramah, dengan melihat saja dia sudah tau puting saya berjamur, itu yang membuat kulitnya menjadi kering, retak, dan luka. Dia memberi resep salep racikan, sempet baca salah satu kandungannya asam salisilat, selain itu dokter menyarankan untuk sering membilas bra dengan air panas untuk mematikan spora dan bakteri. Setelah dioles obat ini beberapa kali saya mulai kembali nyaman menyusui dan dalam waktu kurang dari seminggu puting saya sudah sehat.

Berita buruknya saya tidak lagi memerah ASI bersamaan dengan Kyara mulai mau diberikan susu formula. Terakhir saya memerah ASI hanya mendapatkan 30 ml, mungkin saya bisa memancing ASI dengan lebih sering memerah atau sesuai banyak saran diluar sana supaya jumlahnya semakin banyak.
Tetapi saya tau kemampuan saya dan jumlah konsumsi Kyara yang sudah tidak seimbang, sehingga saya memilih memberikan susu formula di siang hari dan minum ASI di malam hari.